Gapura Residence | Tokoh Difabel | Tokoh Inspiratif | Hari Difabel |
Tau gak kamu tanggal 3 Desember ini diperingati sebagai hari apa ? .. Yup benar Hari Disabilitas Internasional atau International Day of People with Disability. Dimulai sejak tahun 1992 oleh Majelis Umum PBB 47/3, Hari Disabilitas diperingati untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas di semua bidang dan pembangunan. Peringatan tahunan ini juga sekaligus memberikan kesadaran terhadap situasi para difabel di setiap aspek kehidupan, baik politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, yang diadopsi pada 2006, telah semakin memajukan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan kerangka kerja pembangunan internasional lainnya. Beberapa kerangka kerja pembangunan internasional yang dimaksud seperti Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana, Piagam tentang Penyertaan Penyandang Disabilitas dalam Aksi Kemanusiaan, Agenda Urban Baru, dan Agenda Aksi Addis Ababa tentang Pendanaan untuk Pembangunan.
Tidak sedikit orang yang sering memangdang sebelah mata kepada para penyandang cacat (difabel). Mereka dianggap sebagai kelompok orang yang layak dikasihani karena kekurangan fisik yang dialami. Tapi tidak demikian bagi beberapa orang difabel yang justru sangat inspiratif di dunia yang mampu mengukir prestasi gemilang di bidang masing-masing. Bahkan, mereka dianggap sebagai sosok heroik dan berani. Kondisi fisik tak menjadi penghalang bagi mereka terus berkegiatan dan menginspirasi masyarakat. Siapa sajakah mereka, mari kita simak beberapa deretan tokoh difabel yang sangat inspiratif ini:
1. K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
K.H Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab dipanggil Gus Dur ini merupakan presiden ke 4 Republik Indonesia masa jabatan 1999 – 2001. Gus Dur yang terlahir di tengah keluarga terpandang yang merupakan pendiri salah satu Organisasi Muslim terbesar di Indonesia, menderita Glukoma sejak lama membuatnya mengalami gangguan penglihatan. Namun kondisinya tersebut tidak menjadi penghalang untuk berkarya, berikut penghargaan prestisius diantaranya:
Pada tahun 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori Community Leadership.
Wahid dinobatkan sebagai “Bapak Tionghoa” oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, yang selama ini dikenal sebagai kawasan Pecinan pada tanggal 10 Maret 2004.
Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiesenthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan Hak Asasi Manusia. Wahid mendapat penghargaan tersebut karena menurut mereka ia merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap persoalan HAM. Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas, salah satunya dalam membela umat beragama Konghucu di Indonesia dalam memperoleh hak-haknya yang sempat terpasung selama era orde baru. Wahid juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple. Namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study. Pada 21 Juli 2010, meskipun telah meninggal, ia memperoleh Lifetime Achievement Award dalam Liputan 6 Awards 2010.
2. Stevie Wonder
Stevie Wonder yang memiliki nama asli Stevland Morris ini terlahir pada 13 Mei 1950. Ia dilahirkan secara prematur di Saginaw, Michigan dengan ibu Lula Mae Hardaway.
Ada kemungkinan ia mendapatkan terlalu banyak oksigen dalam inkubatornya, dan hal ini menyebabkan kebutaan. Hardaway mengajarkan anak-anaknya yang lain untuk memperlakukan Steveland seperti orang lain, tidak mengejek atau membantunya terlalu banyak. Ia mulai belajar menyanyi dan memainkan alat musik di gereja sejak usia dini, terutama piano, conga dan harmonika.
Stevie Wonder dianggap sebagai salah satu penyanyi yang paling dicintai di dunia. Dia adalah penulis lagu, penyanyi dan musisi yang lahir dalam keadaan buta. Dia telah mencatat lebih dari 30 hit yang tercatat di Top 10 Amerika Serikat termasuk single, memenangkan 21 penghargaan Grammy, yang merupakan sebuah rekor untuk artis solo. Selain itu ia juga mendapatkan lifetime achievement, ia telah memenangkan sebuah piala Oscar untuk Lagu Terbaik dan masuk ke Rock and Roll dan Songwriters Halls of fame. Salah satu lagunya yang sangat populer adalah I Just Called to Say I Love You, Sir Duke dan Superstition dll.
3. John Forbes Nash
John F. Nash Jr., seorang matematikawan yang dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi pada tahun 1994. Tahun 2015, ia dianugerahi Hadiah Abel atas penelitiannya.
John Nash menderita gangguan otak yang disebut skizofrenia paranoid. Namun, penyakit ini tidak pernah memengaruhi dirinya untuk menggemari matematika. Tidak sedikit hasil penelitiannya yang telah merubah dunia dan juga memberikan inpirasi bagi kehidupan .
Lalu apa saja yang telah diberikannya kepada dunia ? .. John Forbes Nash memiliki karya di bidang teori permainan, geometri diferensial, dan persamaan diferensial parsial telah membuka jalan bagi ilmuwan untuk mempelajari faktor-faktor yang mengatur kemungkinan dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Pemenang beasiswa Westinghouse, ia menempuh Institut Teknologi Carnegie, di mana ia menerima gelar sarjana dan gelar master pada 1948. Dari Pittsburgh ia ke Universitas Princeton di mana ia berkarya dalam teori kesetimbangannya. ia menerima gelar Ph.D. pada 1950 dengan disertasi permainan non-kooperasi. Tesis ini, yang ditulis di bawah pengawasan Albert W. Tucker, memuat definisi dan sifat dari apa yang kemudian disebut kesetimbangannya Nash. Studinya pada subjek ini menimbulkan 3 artikel:
- “Equilibrium Points in N-person Games”, diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (AS) (1950); dan
- “Two-person Cooperative Games” (Januari 1953), juga dalam Econometrica.
John Nash juga mengerjakan karya penting dalam wilayah manipol (struktur ruang yang kompleks): - “Real algebraic manifolds”, (1952) Ann. Math. 56 (1952), 405–421 (Lihat pula Proc. Internat. Congr. Math., 1950, (AMS, 1952), pp. 516–517).
Banyaknya karya yang telah dihasilkan oleh John F Nash menjadikannya tokoh difabel yang sangat inspiratif di dunia.
4. Stephen Hawking
Tokoh inspiratif yang satu ini memiliki segudang prestasi. Hawking yang lahir pada 8 Januari 1942 mengalami sklerosis lateral amiotrof (ALS) yang lambat, dini, dan langka (juga dikenal sebagai penyakit saraf motorik atau penyakit Lou Gehrig) yang melumpuhkan tubuhnya secara perlahan selama puluhan tahun. Sepanjang hidupnya, ia berkomunikasi menggunakan satu otot pipi yang tersambung dengan alat bicara.
Stephen Hawking adalah tokoh difabel yang berpengaruh di dunia, dia seorang ilmuwan, profesor, dan penulis Inggris yang melakukan karya terobosan dalam fisika dan kosmologi, dan yang bukunya membantu membuat sains dapat diakses oleh semua orang.
Pada usia 21 tahun, saat belajar kosmologi di Universitas Cambridge, dia didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Sebagian dari kisah hidupnya digambarkan dalam film 2014 The Theory of Everything. Anak tertua dari empat bersaudara Frank dan Isobel Hawking, Hawking lahir dari keluarga pemikir. Ibunya yang orang Skotlandia berhasil masuk Universitas Oxford pada tahun 1930-an – saat hanya sedikit wanita yang bisa kuliah. Ayahnya, lulusan Oxford lainnya, adalah seorang peneliti medis yang dihormati dengan spesialisasi penyakit tropis.
Hawking mendapatkan 15 penghargaan yang prestisius sepanjang hidupnya atas karyanya di bidang fisika, salah satunya adalah pada tahun 1982 Order of the British Empire dan di tahun 2009 mendapatkan penghargaan Presidential Medal of Freedom.
5. Thomas Alva Edison
Thomas Edison yang memiliki lebih dari 1.000 paten untuk penemuannya ini adalah salah satu pengusaha dan inovator terkemuka Amerika. Edison bangkit dari awal yang sederhana untuk bekerja sebagai penemu teknologi utama, termasuk bola lampu pijar pertama yang layak secara komersial. Dia dikreditkan hari ini karena membantu membangun ekonomi Amerika selama Revolusi Industri.
Edison lahir pada 11 Februari 1847 di Milan, Ohio. Dia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara dari Samuel dan Nancy Edison. Ayahnya adalah seorang aktivis politik yang diasingkan dari Kanada, sedangkan ibunya adalah seorang guru sekolah yang berprestasi dan berpengaruh besar dalam kehidupan awal Edison.
Serangan awal dengan demam berdarah serta infeksi telinga membuat Edison mengalami kesulitan pendengaran di kedua telinganya sebagai seorang anak dan hampir tuli saat dewasa.
Beberapa penelitiannya antara lain: mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi. Pada tahun 1928 ia menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus dari Kongres Amerika Serikat. Kalau Thomas Alva Edison tidak menemukan lampu pijar di kala itu, mungkin hari ini kita masih menggunakan lilin untuk belajar. Olehkarenanya, Edison patut dijadikan sebagai tokoh difabel yang sangat inspiratif.
6. Lenin Moreno
adalah salah satu tokoh difabel paling berpengaruh yang memegang jabatan publik di pemerintahan sebuah negara. Lenin Moreno lahir pada 19 Maret 1953 kiprahnya sebagai seorang politikus di Ekuador yang saat ini menjadi Presiden Ekuador, menjabat sejak Mei 2017. Moreno menjabat sebagai Wakil Presiden dari 2007 hingga 2013, menjabat di bawah Presiden Rafael Correa.
Moreno ditembak pada tahun 1998 dalam upaya perampokan dan setelah itu menggunakan kursi roda. Atas advokasi bagi penyandang disabilitas, ia dinominasikan untuk mendapat Penghargaan Nobel Perdamaian 2012. Menurut New York Times, ketika dia menjabat pada 24 Mei 2017, Moreno menjadi satu-satunya kepala negara yang saat ini menjabat di dunia yang menggunakan kursi roda.
7. Daniel Tammet
Daniel Tammet FRSA (lahir 31 Januari 1979) adalah seorang penulis esai, novelis, penyair, penerjemah, dan ahli autis Inggris. Memoarnya, Born on a Blue Day (2006), berkisah tentang kehidupan awalnya dengan sindrom Asperger dan sindrom savant, dan dinobatkan sebagai “Buku Terbaik untuk Dewasa Muda” pada tahun 2008 oleh majalah Layanan Perpustakaan Dewasa Muda Asosiasi Perpustakaan Amerika. Buku keduanya, Embracing the Wide Sky, adalah salah satu buku terlaris Prancis tahun 2009. Buku ketiganya, Thinking in Numbers, diterbitkan pada 2012 oleh Hodder & Stoughton di Inggris Raya dan pada 2013 oleh Little, Brown and Company di Amerika Serikat dan Kanada.
Pada usia dua puluh lima, ia didiagnosis dengan sindrom Asperger oleh Simon Baron-Cohen dari Pusat Penelitian Autisme Universitas Cambridge. Dia adalah salah satu dari kurang dari seratus “sarjana luar biasa” menurut Darold Treffert, peneliti terkemuka dunia dalam studi sindroma savant.
Setelah Kejuaraan Memori Dunia, Tammet berpartisipasi dalam studi kelompok, yang kemudian diterbitkan dalam Nature Neuroscience edisi Tahun Baru 2003. Para peneliti menyelidiki alasan kinerja unggul juara memori. Mereka melaporkan bahwa mereka menggunakan “strategi untuk menyandikan informasi dengan tujuan tunggal untuk membuatnya lebih mudah diingat”, dan menyimpulkan bahwa ingatan yang superior tidak didorong oleh kemampuan intelektual yang luar biasa atau perbedaan dalam struktur otak.
Dalam pikirannya, Tammet mengatakan, setiap bilangan bulat positif hingga 10.000 memiliki bentuk, warna, tekstur, dan rasa yang unik. Dia menggambarkan citra visualnya tentang 289 sebagai sangat jelek, 333 sangat menarik, dan pi, meskipun bukan bilangan bulat, sebagai indah. Angka 6 rupanya belum memiliki gambaran yang jelas apa yang dia gambarkan sebagai ketiadaan yang hampir kecil, berlawanan dengan angka 9, yang menurutnya besar, menjulang tinggi, dan cukup menakutkan. Dia menggambarkan angka 117 sebagai “angka yang tampan. Itu tinggi, itu angka yang kurus, sedikit goyah.” Dia menggambarkan David Letterman dengan angka 117 dalam istilah-istilah ini ketika diwawancarai di Letterman Show. Dalam memoarnya, ia menjelaskan menjalani synaestheti.
Nah itulah sederet tokoh difabel yang sangat inspiratif. Ingat ya kekurangan bukanlah penghalang, berkaryalah sebanyak-banyaknya dan bermanfaat untuk sesama.